Selasa, 30 Agustus 2022

RUBRIK GEOSCIENCE

 Zona Melange

Pernahkah kamu mendengar istilah melange? Nah kata melange berasal dari bahasa Perancis yang artinya campur aduk. Secara istilah geologi, melange didefinisikan sebagai batuan yang terbentuk dengan cara tercampur seluruhnya akibat adanya aktivitas pergerakan dua kerak bumi.

Zona Melange adalah zona percampur-adukan batuan yang beraneka ragam genesis dan lingkungan pembentukanya melalui mekanisme tektonik maupun sedimentasi. Pada zona ini dapat ditemukan batuan beku, sedimen dan metamorf yang tercampuraduk pada satu wilayah. Seringkali, percampur adukan batuan tersebut mempersulit penentuan usia batuan. Keberadaan fosil, misalnya Radiolaria, akan mempermudah untuk penentuan usia batuan pada zona melange.

Melange biasanya berasosiasi dengan zona penunjaman (zona subduksi). Pada zona subduksi ini kerak samudra yang menunjam di bawah kerak benua akan menghasilkan gesekan antar kedua kerak dan membuat blok-blok batuan yang ada disekitarnya runtuh, tercampur aduk, dan ter-deposisi di sepanjang zona subduksi tersebut. Blok-blok batuan tersebut berisi batuan beku, batuan sedimen dan metamorf. Akibat makin dalamnya (tebal) campuran batuan tersebut, suhu dan tekanan akan meningkat, sehingga menghasilkan batuan yang disebut melange. Melange merupakan kelompok batuan Pra Tersier dari berbagai jenis dan umur dari komponen batuannya yang berbeda-beda (berkisar antara 120 – 65 jt tahun). Bahan pembentuk melange dapat berwujud batuan basal yang ada di dasar laut dan batuan sedimen.

Terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang ditemukan zona melange didalamnya.  Beberapa wilayah tersebut terdiri atas busur sunda yang material endapanya berasal dari kedua lempeng dan berusia tersier berada di dekat zona subduksi, Pulau Nias di Kepulauan Mentawai yang menjadi bagian busur depan juga tersusun oleh sedimen berumur tersier, Karangsambung, Bayat, Ciletuh dan Bantimantala. Keberadaan zona melange di wilayah tersebut memberikan bukti nyata geodinamika yang terjadi pada masa lalu. Perubahan lokasi zona subduksi yang menjadi tempat pembentukan zona melange menyebabkan zona melange terangkat ke dataran dan menjadi bentang lahan yang dapat disaksikan sekarang.

 

Sumber :

Munasri. (2014-Juni). Radiolaria Penurut Batuan Bancuh. Geomagz.

https://www.geologinesia.com/2016/03/pengertian-persamaan-dan-perbedaan-melange-dengan-olistostrome.html

https://kec-karangsambung.kebumenkab.go.id/index.php/web/post/4/sejarah-karangsambung#:~:text=Kata%20melange%20berasal%20dari%20bahasa,aktivitas%20pergerakan%20dua%20kerak%20bumi.

 

Selasa, 16 Agustus 2022

RUBRIK GEOSCIENCE

                                            Mineral Pembentuk Batuan

Taukah kamu berapa jumlah mineral yang telah diindentifikasi oleh para ilmuan? Para ilmuan telah mengidentifikasi lebih dari 4.000 mineral yang berbeda. Sekelompok kecil mineral membentuk hampir 90% dari batuan penyusun kerak bumi. Mineral-mineral tersebut disebut sebagai mineral pembentuk batuan atau rock forming minerals.

Kelimpahan dan keragaman mineral tergantung pada kelimpahan unsur-unsur penyusunnya di kerak bumi. Delapan elemen membentuk 98% kerak bumi: oksigen, silikon, aluminium, besi, magnesium, kalsium, natrium, dan kalium. Komposisi mineral yang dibentuk oleh proses beku secara langsung dikendalikan oleh kimia tubuh induknya. Misalnya, magma yang kaya zat besi dan magnesium akan membentuk mineral seperti olivin dan piroksen (seperti yang ditemukan di basal). Magma yang lebih kaya akan silikon akan membentuk lebih banyak mineral kaya silika seperti feldspar dan kuarsa (seperti yang ditemukan pada granit). Tidak mungkin bahwa mineral akan ditemukan dalam batuan dengan kimia curah yang berbeda tidak seperti miliknya; sehingga tidak mungkin andalusit (Al2SiO5) akan ditemukan dalam batuan yang miskin aluminium seperti kuarsit

Untuk dianggap sebagai mineral pembentuk batuan biasa, suatu mineral harus: 

·           menjadi salah satu mineral yang paling melimpah di kerak bumi; 

·           merupakan salah satu mineral asli yang ada pada saat pembentukan batuan kerak; dan, 

·           menjadi mineral penting dalam menentukan klasifikasi suatu batuan.

Mineral yang mudah memenuhi kriteria ini meliputi: plagioklas feldspar, alkali feldspars, kuarsa, piroksen, amfibol, mika, clay, olivin, kalsit, dan dolomit.

Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat, yaitu:

1.        Mineral Silikat

Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan.

 

2.        Mineral oksida

Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

 

3.        Mineral sulfida

Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS3), “chalcocite” (Cu2S), “galena” (PbS), dan “sphalerit” (ZnS).

 

4.        Mineral karbonat dan sulfat

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2−, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.

 

Sumber :

https://geology.com/minerals/rock-forming-minerals/

https://geologyglasgow.org.uk/local-rocks/rock-forming-minerals/

http://tambangunp.blogspot.com/2013/02/sifat-kimiawi-mineral.html

 

Senin, 01 Agustus 2022

RUBRIK GEOSCIENCE

 The Eye of the Sahara

            Apa yang dapat kamu perhatikan dari gambar diatas? Pasti kamu melihat pemandangan berupa pusaran seperti mata bukan? Nah benar, perkenalkan fenomena geologis satu ini yaitu Blue Eye of the Sahara. Fenomena ini juga dikenal sebagai Richat Structure atau Guelb er Richat, yang merupakan formasi geologis di Gurun Sahara yang menyerupai bullseye yang sangat besar. Formasi ini membentang di wilayah gurun seluas 40 kilometer di negara Mauritania. 

            Fenomena ini diketahui pertama kali saat NASA melakukan operasi Gemini IV, sebuah proyek penyisiran luar angkasa pada tahun 1965. Ahli geologi awalnya percaya bahwa Mata Sahara adalah kawah tumbukan, yang tercipta ketika sebuah benda dari luar angkasa menabrak permukaan. Namun ada beberapa teori lain yang menyatakan asal usul Blue Eye of the Sahara ini. Salah satu nya yaitu teori bahwa Jutaan tahun yang lalu aktivitas vulkanik dari jauh di bawah permukaan bumi mengangkat seluruh lanskap di sekitar Mata. Daerah-daerah ini bukanlah gurun pasir, seperti sekarang ini. Sebaliknya, mereka mungkin jauh lebih beriklim sedang, dengan air yang mengalir berlimpah. Batuan pasir berlapis diendapkan oleh angin bertiup dan di dasar danau dan sungai selama beriklim sedang. Aliran vulkanik bawah permukaan akhirnya mendorong lapisan batupasir dan batuan lainnya di atasnya. Setelah vulkanisme mereda, erosi angin dan air mulai menggerogoti lapisan kubah batu. Wilayah itu mulai menetap dan runtuh dengan sendirinya, menciptakan fitur "mata" yang kira-kira melingkar.

Nah Saat ini, ahli geologi dapat menemukan beberapa jenis batuan beku di area Blue Eye of the Sahara ini, termasuk kimberlite, carbonatites, basal hitam, dan riolit. Dari beberapa jenis batuan purba yang ada disekitar fenomena ini juga ahli geologi menyimpulkan bahwa pembentukan Blue Eye of the Sahara ini terjadi pada saat superbenua Pangea mulai terpisah.

Pada awal ditemukannya fenomena ini terdapat kubah pada bagian tengah. Kubah ini terbentuk ketika era Pleistosen hingga pertengahan Holosen yakni sekitar 15000 hingga 8000 tahun lalu. Yang mana lipatan pada lapisan ini membentuk kedalaman antara 3-4 meter. Bagian tengah Mata Sahara merupakan lapisan tertua dikarenakan magma telah naik lebih dahulu kemudian mengeras. Sedangkan, semakin ke tepi, lapisan tersebut semakin berumur muda. Namun saat ini kubah tersebut sudah hilang dikarenakan adanya pengikisan dari air dan angin yang disebut sebagai proses alterasi hidrotermal yang menyebabkan lapisan batuan menjadi rata.

Sumber :

https://geologyscience.com/gallery/eye-of-the-sahara-or-richat-structure/

https://www.guideku.com/travel/2019/04/27/080000/manusia-bisa-tewas-di-sini-menyibak-misteri-the-eye-of-sahara-di-afrika

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/19/100200123/apa-itu-mata-sahara-fenomena-pusaran-raksasa-di-barat-laut-afrika-?page=all

 

 

 

 

 

 

RUBRIK GEOSCIENCE

  SALAR DE UYUMI             Apa sih salar de uyumi? Salar de Uyuni adalah dataran garam terbesar di dunia yang terletak di barat daya Bol...