TEORI BENCANA TOBA
Letusan supervulcano adalah letusan
gunung toba yang terjadi 77.000 tahun yang lalu dikawasan danau toba yang dapat
memuntahkan magma 300 km kubik, tidak kurang 2.800 km kubik material vulkanik
dimuntahkan sehingga membentuk sebuah danau. Letusan ini merupakan yang
terakhir dan terbesar dari empat letusan toba selama kala kuarter. Hipotesis
bencana toba berpenapat bahwa peristiwa alam ini mengakibatkan musim dingin
vulkanik diseluruh duania selama 6-10 tahun dan pedinginan selama 1.000 tahun. Letusan
toba menghasilkan lapisan endapan debu setebal kira-kira 15 km di seluruh asia
selatan, dan mengendapkan debuvulkanik di samudra hindia, laut arab dan laut
cina selatan.
Penulis utama Benjaminn Black,
assistand professor di Department of Earth and Planetary Sciences, Rutgers
University-New Brunswick, mengatakan mereka menggunakan sejumlah besar simulasi
model iklim untuk menyelesaikan tampak seperti paradox tersebut. Black,
mengatakan, hasil mereka menunjukkan bahawa mereka mungkin tidak mencari
ditempat yang tepat untuk melihat respon iklim. Afrika dan india relatif
ter;indungi, sedangkan Amerika Utara, Eropa dan Asia, menangguang beban
pendinginan. “ salah satu aspek yang menarik dari hal ini adalah bahwa
Neeanderthal dan Denisovan tinga; di Eropa dan Asia saat ini, menyarankkan
untuk mengevaluasi efek letusan toba pada populasi tersebut dapat memerlukan
penyeliakan di masa depan”.
Michael L. Rampino dan Stephen Self berpendapat bahwa letusan tersebut mengakibatkan “pendinginan singkat yang dramatis” yang menurunkan suhu rata-rata 3-5 derajat C dan mempercepat transisi dari suhu panans ke dingin dalam siklus glasial terakhir. Letusan ini bias jadi menghasilkan periodesuhu dingin selama 1.000 tahun.
Menurut teori penyusutan genetic, antara 50.000 dan 100.000 tahun yang lalu, populasi manusia berkurang menjai kurang lebih 15.000 orang yang diakibatkan perubahan lingkingan besar, termasuk musim dingin vulkanik. Persebaran geografis populais manuasia saat letusan terjadi tidak diketahui secara pasti. Manusia yang selamat mungkin tinggal di Afrika dan bermigrasi ke wilayah lain di dunia. Analiss DNA mitokondria memperkirakan bahwa migrasi besar dari Afrika terjadi 60.000-70.000 tahun yang lalu.
Referensi
Ambrose,
Stanley H. (1998). "Late
Pleistocene human population bottlenecks, volcanic winter, and differentiation
of modern humans". Journal of Human Evolution 34 (6):
623–651. doi:10.1006/jhev.1998.0219. PMID 9650103.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar