Misteri Batuan yang Bergerak
Sobat geologi
sudah pernah dengar tentang batuan yang bisa bergerak dengan sendirinya, belum
sih? Jika belum mari kita mengunjungi benua amerika tepatnya di California,
death valley. Situs nasa mencatat bahwa fenomena batu berjalan ini sudah
menjadi soroton sejak tahun 1940-an loh! Tidak
ada tanda-tanda kekuatan manusia untuk memindahkan batuan tersebut, coba
bayangkan. Batuan yang memiliki berat sebesar 300 kg berpindah tempat sekitar
1km hanya dalam semalam,sungguh mustahil bukan?
Pada tahun 2006, Ralp Lorenz, ilmuwan NASA,
mempelajari kondisi di Death Valley, dia membandingkan dengan kondisi
meteorologi lembah tersebut. Tetapi saat menyelidikinya, dia tertarik pada
bebatuan misterius di danau kering Racetrack Playa Ini. Lorenz menjelaskan
bahwa batu tersebut bukan bergerak tanpa bantuan faktor lain. Ketika musim
dingin tiba dan menyelimuti daerah Racetrack Playa di Taman Nasional Death
Valley, California, banyak batu terbungkus oleh es.
Ketika musim dingin mulai berakhir, permukaan di daerah itu menjadi becek.
Dikarenakan permukaan yang becek dan masih terdapatnya beberapa lapisan es yang
masih menempel di bagian bawah batu, maka ketika ada angin yang bertekanan
kuat, batu-batu itu dapat bergerak sesuai arah angin mendorongnya. Nah saat es
mencair, tanah menjadi lumpur. Alhasil gerakan batu meninggalkan track atau
lintasan di tanah.
Pada Desember
2013, Norris dan Jim Norris, yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, tiba
di Death Valley dan menemukan bahwa playa itu digenangi air sedalam 7
sentimeter. Tak lama kemudian, batu-batu mulai bergerak. Norris dan Jim kebetulan
ada di sana tepat saat peristiwa itu berlangsung. ”Pengamatan mereka
memperlihatkan bahwa pergerakan batu itu memerlukan sebuah kombinasi atas
sejumlah peristiwa langka. Pertama, playa harus
terisi air, yang kedalamannya cukup untuk membentuk es mengapung pada malam
hari di musim dingin tapi juga cukup dangkal sehingga batu tetap berada di atas
permukaan air. Ketika temperatur turun drastis pada malam hari, kolam membeku
dan membentuk lapisan es setipis kaca. Es itu harus cukup tipis agar baru bisa
bergerak lancar, tapi juga harus cukup tebal agar tak mudah pecah.Pada siang
hari yang terik, es mulai mencair dan pecah menjadi panel-panel es besar. Angin
yang berembus di playa akan
mendorong batu di depannya dan meninggalkan jejak di lumpur lunak di bawah
permukaan.“Pada 21 Desember 2013, es pecah pada tengah hari, bunyi es retak dan
patah datang dari seluruh permukaan kolam yang beku,” kata Richard Norris.
Sumber:
https://www.merdeka.com/teknologi/misteri-batu-bergerak-sendiri-di-death-valley-terkuak.html
https://tekno.tempo.co/read/604089/misteri-batu-berjalan-di-lembah-kematian-terkuak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar