Kamis, 30 September 2021

RUBRIK GEOSCIENCE

 

Misteri Batuan yang Bergerak

Sobat geologi sudah pernah dengar tentang batuan yang bisa bergerak dengan sendirinya, belum sih? Jika belum mari kita mengunjungi benua amerika tepatnya di California, death valley. Situs nasa mencatat bahwa fenomena batu berjalan ini sudah menjadi soroton sejak tahun 1940-an loh! Tidak ada tanda-tanda kekuatan manusia untuk memindahkan batuan tersebut, coba bayangkan. Batuan yang memiliki berat sebesar 300 kg berpindah tempat sekitar 1km hanya dalam semalam,sungguh mustahil bukan?

Banyak ilmuwan yang mencoba untuk memecahkan misteri ini, hingga berbagai spekulasi yang timbul. Mulai dari, angin kencang yang menghempas batuan-batuan tersebut, magnet bawah tanah, hingga ulah dari para alien.


Pada tahun 2006, Ralp Lorenz, ilmuwan NASA, mempelajari kondisi di Death Valley, dia membandingkan dengan kondisi meteorologi lembah tersebut. Tetapi saat menyelidikinya, dia tertarik pada bebatuan misterius di danau kering Racetrack Playa Ini. Lorenz menjelaskan bahwa batu tersebut bukan bergerak tanpa bantuan faktor lain. Ketika musim dingin tiba dan menyelimuti daerah Racetrack Playa di Taman Nasional Death Valley, California, banyak batu terbungkus oleh es. Ketika musim dingin mulai berakhir, permukaan di daerah itu menjadi becek. Dikarenakan permukaan yang becek dan masih terdapatnya beberapa lapisan es yang masih menempel di bagian bawah batu, maka ketika ada angin yang bertekanan kuat, batu-batu itu dapat bergerak sesuai arah angin mendorongnya. Nah saat es mencair, tanah menjadi lumpur. Alhasil gerakan batu meninggalkan track atau lintasan di tanah.

Pada Desember 2013, Norris dan Jim Norris, yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, tiba di Death Valley dan menemukan bahwa playa itu digenangi air sedalam 7 sentimeter. Tak lama kemudian, batu-batu mulai bergerak. Norris dan Jim kebetulan ada di sana tepat saat peristiwa itu berlangsung. ”Pengamatan mereka memperlihatkan bahwa pergerakan batu itu memerlukan sebuah kombinasi atas sejumlah peristiwa langka. Pertama, playa harus terisi air, yang kedalamannya cukup untuk membentuk es mengapung pada malam hari di musim dingin tapi juga cukup dangkal sehingga batu tetap berada di atas permukaan air. Ketika temperatur turun drastis pada malam hari, kolam membeku dan membentuk lapisan es setipis kaca. Es itu harus cukup tipis agar baru bisa bergerak lancar, tapi juga harus cukup tebal agar tak mudah pecah.Pada siang hari yang terik, es mulai mencair dan pecah menjadi panel-panel es besar. Angin yang berembus di playa akan mendorong batu di depannya dan meninggalkan jejak di lumpur lunak di bawah permukaan.“Pada 21 Desember 2013, es pecah pada tengah hari, bunyi es retak dan patah datang dari seluruh permukaan kolam yang beku,” kata Richard Norris.

 

Sumber:

https://intisari.grid.id/read/032548841/ilmuwan-dibuat-kebingungan-di-wilayah-death-valley-batu-bisa-bergerak-sendiri-seperti-makhluk-hidup-namun-misteri-penyebabnya-belum-terpecahkan-hingga-kini?page=all

https://www.merdeka.com/teknologi/misteri-batu-bergerak-sendiri-di-death-valley-terkuak.html

https://travel.okezone.com/read/2017/11/15/406/1814354/misteri-batu-bergerak-di-death-valley-ini-fakta-faktanya

https://news.detik.com/internasional/d-3473568/fenomena-batu-berjalan-di-lembah-as-yang-jadi-misteri-puluhan-tahun

https://tekno.tempo.co/read/604089/misteri-batu-berjalan-di-lembah-kematian-terkuak

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RUBRIK GEOSCIENCE

  SALAR DE UYUMI             Apa sih salar de uyumi? Salar de Uyuni adalah dataran garam terbesar di dunia yang terletak di barat daya Bol...