Rubrik
8
Terbentuknya Mata Air Panas
Mata
air panas atau hot spring adalah suatu mata air geothermal atau yang berasal
dari panas bumi dalam hal ini berasal dari kerak bumi merambat naik ke atas
permukaan tanah. Tidak semua tempat memiliki mata air panas yang sama, sehingga
ada berbagai macam atau variasi dari mata air panas jika dilihat dari segi
ukuran, volume air hingga suhu air apakah hangat atau panas.
Mata air panas juga dapat diartikan
sebagai mata air yang berasal atau dihasilkan dari keluarnya air tanah dari
dalam kerak bumi yang telah mengalami pemanasan secara geotermal sebelumnya.
Biasanya air tanah yang dikeluarkan memiliki suhu di atas suhu tubuh normal
manusia yaitu 37o celcius, akan tetapi tidak jarang jika beberapa mata air
panas memiliki suhu di atas suhu titik didih air. Mata air panas tidak hanya
terdapat di daratan saja, tetapi juga bisa ditemukan di dasar laut ataupun di
kedalaman samudra.
Karena suhu dari mata air cukup
tinggi, sehingga mampu mencairkan beberapa batuan di sekitar dan menjadikan
mata air panas tersebut mengadung kadar mineral yang cukup tinggi seperti
sulfur, kalsium, radium dan lain sebagainya. Meskipun air yang dihasilkan
panas, ternyata beberapa mata air panas memiliki suhu yang aman untuk digunakan
berendam oleh beberapa orang. Tidak heran jika ada banyak mata air panas yang
dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi ataupun pengobatan karena kandungan
mineral yang terdapat di dalam air panas tersebut.
Bagaimana Proses Terbentuknya Mata Air Panas?
Jika dilihat dari proses terjadinya,
mata air panas terbagi atas dua jenis yaitu mata air yang berasal dari tenaga
non gravitasi dan mata air yang berasal dari tenaga gravitasi. Mata air panas
yang dihasilkan oleh tenaga non gravitasi dapat berupa mata air celah, mata air
hangat, mata air vulkanis, dan juga mata air panas itu sendiri. Secara umum
terbentuknya mata air panas terjadi saat adanya air hujan atau air tanah yang
mengalami proses pemanasan oleh magma yang berada di bawah permukaan bumi.
Adanya celah atau patahan pada permukaan bumi menyebabkan air tersebut masuk ke
dalam hingga sampai pada lapisan mantel bumi. Di sinilah air tersebut mengalami
proses pemanasan saat bersentukan dengan batuan panas.
Tidak sampai di sini saja, adanya
tekanan dari dalam bumi membuat air panas tersebut bergerak ke atas dengan
melewati celah dan patahan. Tekanan yang dihasilkan tidaklah kecil, hal
ini juga mempengaruhi seberapa cepat dan
jauh air panas tersebut mengalir nantinya. Mata air panas yang keluar biasanya
berada tidak jauh dari kawasan gunung berapi.
Untuk air panas yang berada di
sekitar gunung berapi biasanya mengalami pemanasan oleh magma. Sehingga air
yang dihasilkan sangat panas dan bertekanan kuat, bahkan dapat menyembur ke
permukaan bumi dan lebih dikenal dengan sebutan geyser. Akan tetapi, jika telah
sampai ke permukaan hanya dalam wujud uap air saja, hal ini disebut dengan
fumarol. Sedangkan jika mata air panas yang keluar bercampur dengan lumpur atau
tanah liat, maka daerah tersebut dinamakan dengan kubangan lumpur panas.
Terkadang warna, bau, serta khasiat dari mata air panas akan berbeda – beda di
setiap tempat, hal ini disebabkan dari jenis kandungan mineral yang terdapat di
dalam air panas itu sendiri.
Referensi
https://www.geologinesia.com/mata-air-panas.