Kamis, 24 Agustus 2023

RUBRIK GEOSCIENCE

 

FENOMENA TERBENTUKNYA BLUE FIRE

            Gunung ijen adalah gunung berapi yang terletak di perbatasan kabupaten Banyuwangi dan kabupaten Bondowoso, Jawa timur, Indonesia gunung ini memiliki ketinggian 2.386 mdpl. Salah satu fenomena alam yang paling terkenal dari gunung ijen adalah blue fire. Kawah ien adalah sebuah danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak gunung injen dengan kedalaman 200 meter dan luas kawah menjapai 5.466 hektar.

             Danau kawah ijen dikenal merupakan danau air asam kuat terbesar di dunia. Bagaimana blue fire bisa terjadi?  Ternyata destinasi wisata blue fire itu bukanlah api, melaikan fenonema  keluarnya gas belerang yang berasal dari batuan dengan suhu kurang lebih 600 derajat C.

             Kawah Ijen merupakan salah satu gunung api cincin kaldera di Komplek Gunung Api Ijen. Sekitar 300.000 tahun yang lalu, terdapat gunung api raksasa tunggal (Ijen Purba) dengan perkiraan memiliki ketinggian 3500 m. Air Kawah Ijen sangat asam karena reaksi-reaksi akibat interaksi air dengan batuan panas hasil bekuan magma serta uap-uap magma dalam suhu tinggi ini terjadi dan menyebabkan keasaman tinggi dari air danau. Air danau mengandung larutan kimia yang dihasilkan oleh gas –gas terlarut dalam magma, interaksi batuan dan cairan, penguapan air danau, pengenceran oleh air meteorik dan daur ulang air danau melalui rembesan ke dalam sistem hidrotermal bawah permukaan. Danau ini bertindak sebagai kimia kondensor untuk air yang mudah menguap dari sumber panas magmatik dangkal. Gas- gas yang terlarut dalam magma dapat disuplai oleh sistem danau kawah dengan injeksi langsung berupa semburan uap magmatik (SO2, H2S, HCl dan HF) melalui rekahan-rekahan yang berhubung dengan dasar fumarol atau melalui bagian dasar danau. Dengan demikian, interaksi air hujan, panas, kimiawi batuan, serta semprotan uap magma bercampur-baur dan kemudian dipanaskan menjadi air danau yang sangat asam. Akumulasi air di dalam kawah membentuk danau berpanorama indah. Dengan volume airnyayang mencapai 40 x 106 m3.

            Fenomena lain yang teramati di Kawah Ijen adalah blue fire yang terbentuk akibat reaksi sulfur dengan udara. Pada banyak gunungapi di dunia, reaksi semacam ini akan menyebabkan api yang berwarna merah atau jingga, namun di Ijen reaksi terjadi pada konsentrasi sulfur yang sangat besar dan pada temperatur lebih dari 360oC. Blue fire hanya dapat diamati pada malam hari karena apabila ada sinar matahari maka intensitas sinar tersebut akan mengakibatkan warna biru dari api tidak nampak dengan jelas terlihat. Reaksi pembentukan blue fire: Fenomena api biru Ijen merupakan kenampakan yang terjadi di sekumpulan daerah hembusansolfatara yang terdapat di lereng Kawah Ijen bagian selatan. Solfatara mengeluarkan gas-gasoksida belerang seperti SO2 dan SO3, selain karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O). Daerah hembusan solfatara mudah dikenali karena udara di sekitarnya berbau busuk, yaitu bau yangdihasilkan oleh gas oksida belerang. Dalam konsentrasi yang tinggi, gas ini berbahaya bagimanusia dan hewan.Nama solfatara berasal dari bahasa Latin “sulpha terra,” yang artinya “daratan belerang” atau“bumi belerang.” Nama itu diambil dari nama tempat “solfatara” di Gunung Pozzoli, Italia.Api biru sebenarnya bukanlah api, seperti yang dikira oleh banyak orang. Api biru adalahfenomena keluarnya gas-gas oksida belerang yang muncul dari celah-celah batuan, yangkemudian bereaksi dengan oksigen bebas di udara pada suhu tertentu. Ketika proses alami ituterjadi akan tampak fenomena seperti api berwarna biru. Warna biru yang semakin terang menunjukkan tingginya suhu gas. Suhu gas yang ke luar dari dalam Bumi ini dapat mencapai 6000C. Lidah api dapat mencapai tinggi beberapa meter, tergantung kuat lemahnya tekanan gas yang ke luar.

RUBRIK GEOSCIENCE

  SALAR DE UYUMI             Apa sih salar de uyumi? Salar de Uyuni adalah dataran garam terbesar di dunia yang terletak di barat daya Bol...