FENOMENA TERBENTUKNYA BLUE FIRE
Gunung ijen adalah gunung berapi
yang terletak di perbatasan kabupaten Banyuwangi dan kabupaten Bondowoso, Jawa
timur, Indonesia gunung ini memiliki ketinggian 2.386 mdpl. Salah satu fenomena
alam yang paling terkenal dari gunung ijen adalah blue fire. Kawah ien adalah
sebuah danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak gunung injen dengan
kedalaman 200 meter dan luas kawah menjapai 5.466 hektar.
Danau kawah ijen dikenal merupakan danau air
asam kuat terbesar di dunia. Bagaimana blue fire bisa terjadi? Ternyata destinasi wisata blue fire itu
bukanlah api, melaikan fenonema
keluarnya gas belerang yang berasal dari batuan dengan suhu kurang lebih
600 derajat C.
Kawah Ijen merupakan salah satu gunung api
cincin kaldera di Komplek Gunung Api Ijen. Sekitar 300.000 tahun yang lalu,
terdapat gunung api raksasa tunggal (Ijen Purba) dengan perkiraan memiliki
ketinggian 3500 m. Air Kawah Ijen sangat asam karena reaksi-reaksi akibat
interaksi air dengan batuan panas hasil bekuan magma serta uap-uap magma dalam
suhu tinggi ini terjadi dan menyebabkan keasaman tinggi dari air danau. Air
danau mengandung larutan kimia yang dihasilkan oleh gas –gas terlarut dalam
magma, interaksi batuan dan cairan, penguapan air danau, pengenceran oleh air
meteorik dan daur ulang air danau melalui rembesan ke dalam sistem hidrotermal
bawah permukaan. Danau ini bertindak sebagai kimia kondensor untuk air yang
mudah menguap dari sumber panas magmatik dangkal. Gas- gas yang terlarut dalam
magma dapat disuplai oleh sistem danau kawah dengan injeksi langsung berupa
semburan uap magmatik (SO2, H2S, HCl dan HF) melalui rekahan-rekahan yang
berhubung dengan dasar fumarol atau melalui bagian dasar danau. Dengan
demikian, interaksi air hujan, panas, kimiawi batuan, serta semprotan uap magma
bercampur-baur dan kemudian dipanaskan menjadi air danau yang sangat asam.
Akumulasi air di dalam kawah membentuk danau berpanorama indah. Dengan volume airnyayang
mencapai 40 x 106 m3.
Fenomena lain yang teramati di Kawah
Ijen adalah blue fire yang terbentuk akibat reaksi sulfur dengan udara. Pada
banyak gunungapi di dunia, reaksi semacam ini akan menyebabkan api yang
berwarna merah atau jingga, namun di Ijen reaksi terjadi pada konsentrasi sulfur
yang sangat besar dan pada temperatur lebih dari 360oC. Blue fire hanya dapat
diamati pada malam hari karena apabila ada sinar matahari maka intensitas sinar
tersebut akan mengakibatkan warna biru dari api tidak nampak dengan jelas
terlihat. Reaksi pembentukan blue fire: Fenomena api biru Ijen merupakan
kenampakan yang terjadi di sekumpulan daerah hembusansolfatara yang terdapat di
lereng Kawah Ijen bagian selatan. Solfatara mengeluarkan gas-gasoksida belerang
seperti SO2 dan SO3, selain karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O). Daerah hembusan
solfatara mudah dikenali karena udara di sekitarnya berbau busuk, yaitu bau
yangdihasilkan oleh gas oksida belerang. Dalam konsentrasi yang tinggi, gas ini
berbahaya bagimanusia dan hewan.Nama solfatara berasal dari bahasa Latin
“sulpha terra,” yang artinya “daratan belerang” atau“bumi belerang.” Nama itu
diambil dari nama tempat “solfatara” di Gunung Pozzoli, Italia.Api biru
sebenarnya bukanlah api, seperti yang dikira oleh banyak orang. Api biru
adalahfenomena keluarnya gas-gas oksida belerang yang muncul dari celah-celah
batuan, yangkemudian bereaksi dengan oksigen bebas di udara pada suhu tertentu.
Ketika proses alami ituterjadi akan tampak fenomena seperti api berwarna biru.
Warna biru yang semakin terang menunjukkan tingginya suhu gas. Suhu gas yang ke
luar dari dalam Bumi ini dapat mencapai 6000C. Lidah api dapat mencapai tinggi
beberapa meter, tergantung kuat lemahnya tekanan gas yang ke luar.