Senin, 19 Juni 2023

RUBRIK GEOSCIENCE

 

Apa Penyebab Cuaca Panas di Indonesia

Belakangan ini sebagian warga yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia menyuarakan keluhan yang sama, yakni cuaca panas yang ekstrem. Dimulai dari pagi hari hingga menjelang malam suhu udara dirasakan begitu panas sampai-sampai banyak warga yang mengaku mandi di tengah malam demi mengusir rasa gerah yang melanda tubuh.

Berbagai alat pendeteksi suhu udara pun menunjukkan bahwa suhu udara pada siang hari bisa mencapai 37 derajat celsius, akan tetapi terasa seperti suhu 42 derajat celsius. Saking dirasa berbeda dari cuaca panas biasanya, banyak warga menduga bahwa kondisi yang sedang terjadi merupakan fenomena gelombang panas atau heat wave.

Kondisi ini makin diperparah dengan makin berkurangnya intensitas hujan di beberapa wilayah Indonesia sehingga memacu timbulnya bencana kekeringan di beberapa daerah tersebut. Sumber air mulai kering dan tanaman budi daya pun terancam mengalami gagal panen.

Sebenarnya, fenomena apa yang saat ini sedang melanda Indonesia? Benarkah gelombang panas seperti yang diopinikan masyarakat kita tengah berlangsung?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selaku pihak yang memahami apa yang sebenarnya terjadi, menepis anggapan yang berkembang di masyarakat tentang fenomena gelombang panas tersebut. Menurut BMKG, apa yang sedang terjadi di Indonesia saat ini bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas atau terik akibat siklus tahunan posisi matahari.

Dijelaskan bahwa hawa panas yang terjadi disebabkan oleh dua faktor akibat siklus tahunan yang terjadi pada posisi matahari saat ini. Dua faktor yang dimaksud, yakni posisi matahari yang sudah berada di wilayah utara garis ekuator, dan cuaca cerah tanpa awan yang mendominasi. Lebih detail terkait posisi semu matahari yang berada di wilayah utara ekuator, hal tersebut rupanya menunjukkan indikasi bahwa Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau. Hal tersebut juga yang membuat tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujan akan sangat berkurang.

Kedua, karena kurangnya tingkat perawanan yang biasa menghalangi keberadaan matahari, membuat pancaran sinar pusat tata surya tersebut diterima secara maksimal oleh permukaan Bumi, dan suhu yang dirasakan menjadi sangat tinggi atau panas.

Kendati pihak BMKG telah menyatakan bahwa yang terjadi saat ini bukanlah fenomena gelombang panas sekaligus memastikan fenomena tersebut tidak akan melanda Indonesia, namun tidak ada salahnya jika kita mempelajari serta memahami apa yang dimaksud dengan gelombang panas dan apa penyebab terjadinya. Istilah gelombang panas bukan hal baru di bidang lingkungan. Fenomena alam satu ini didefinisikan sebagai kondisi di mana suhu cuaca pada suatu wilayah, lebih tinggi dibandingkan suhu rata-rata atau suhu maksimal berdasarkan catatan historis dan pola iklim wilayah yang dimaksud.

Di lansir dari BMKG penyebab panas yang terjadi saat ini antara lain:

1.    1. Adanya dinamika atmosfer yang tidak biasa di seluruh wilayah Asia, termasuk Indonesia

2.    2. Adanya gerak semu matahari yang terjadi setiap tahun yang menambah lonjakan panas di wilayah          sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina dan Asia Timur pada tahun 2023

3.    3. Adanya tren pemanasan global dan perubahan iklim yang menyebabkan gelombang panas semakin         sering terjadi

4.    4. Adanya dominasi monsun Australia, di mana Indonesia memasuki musim kemarau.

5.    5. Adanya intensitas maksimum radiasi matahari pada konisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.

 

Tips Menghadapi Cuaca Panas yang Tidak Biasa

     Kementerian Kesehatan meminta masyarakat agar waspada ketika di luar ruangan saat fenomena panas di Indonesia. Dikutip dari situs Sehat Negeriku Kemkes, berikut tips-tips menghadapi cuaca panas yang tidak biasa.

1.     1. Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak. Jangan menunggu haus.

2.   2. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.

3.   3. Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, gunakan topi atau payung.

4.   4. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar

5.   5. Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas

6.   6. Sebisa mungkin berteduh diantara jam 11 pagi - 3 siang

7.   7. Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan dengan kondisi terparkir, baik kondisi jendela          terbuka maupun tertutup

      Berdasarkan analisis dari 117 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata bulan April 2023 adalah sebesar 27.1 °C, Normal suhu udara klimatologis untuk bulan April periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26.9 °C (dalam kisaran normal 20.1 °C - 29.1 °C). Berdasarkan nilai-nilai tersebut, anomali suhu udara rata-rata pada bulan April 2023 menunjukkan anomali positif dengan nilai sebesar 0.3 °C. Anomali suhu udara Indonesia pada bulan April 2023 merupakan nilai anomali tertinggi ke-7 sepanjang periode data pengamatan sejak 1981.


         Secara umum di wilayah Indonesia, anomali suhu udara rata-rata per-stasiun pada bulan Mei 2023 menunjukkan nilai anomali positif atau lebih tinggi dari rata-rata klimatologisnya. Anomali maksimum tercatat di Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi - Manado (1.43 °C), sedangkan anomali minimum tercatat di Stasiun Meteorologi Karel Sadsuitubun - Maluku Tenggara (-1.01 °C




Perbedaan (selisih) suhu udara rata-rata bulan Mei 2023 terhadap bulan sebelumnya (April 2023), dari 154 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia secara umum menunjukkan kenaikan suhu (nilai positif). Peningkatan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Tarempa - Anambas (1.4 °C), sedangkan penurunan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Majid - NTB (-0.8 °C).







RUBRIK GEOSCIENCE

  SALAR DE UYUMI             Apa sih salar de uyumi? Salar de Uyuni adalah dataran garam terbesar di dunia yang terletak di barat daya Bol...