Senin, 29 Mei 2023

RUBRIK GEOSCIENCE

 

TEORI BENCANA TOBA

 

        Letusan supervulcano adalah letusan gunung toba yang terjadi 77.000 tahun yang lalu dikawasan danau toba yang dapat memuntahkan magma 300 km kubik, tidak kurang 2.800 km kubik material vulkanik dimuntahkan sehingga membentuk sebuah danau. Letusan ini merupakan yang terakhir dan terbesar dari empat letusan toba selama kala kuarter. Hipotesis bencana toba berpenapat bahwa peristiwa alam ini mengakibatkan musim dingin vulkanik diseluruh duania selama 6-10 tahun dan pedinginan selama 1.000 tahun. Letusan toba menghasilkan lapisan endapan debu setebal kira-kira 15 km di seluruh asia selatan, dan mengendapkan debuvulkanik di samudra hindia, laut arab dan laut cina selatan.



      Penulis utama Benjaminn Black, assistand professor di Department of Earth and Planetary Sciences, Rutgers University-New Brunswick, mengatakan mereka menggunakan sejumlah besar simulasi model iklim untuk menyelesaikan tampak seperti paradox tersebut. Black, mengatakan, hasil mereka menunjukkan bahawa mereka mungkin tidak mencari ditempat yang tepat untuk melihat respon iklim. Afrika dan india relatif ter;indungi, sedangkan Amerika Utara, Eropa dan Asia, menangguang beban pendinginan. “ salah satu aspek yang menarik dari hal ini adalah bahwa Neeanderthal dan Denisovan tinga; di Eropa dan Asia saat ini, menyarankkan untuk mengevaluasi efek letusan toba pada populasi tersebut dapat memerlukan penyeliakan di masa depan”.

   Michael L. Rampino dan Stephen Self berpendapat bahwa letusan tersebut mengakibatkan “pendinginan singkat yang dramatis” yang menurunkan suhu rata-rata 3-5 derajat C dan mempercepat transisi dari suhu panans ke dingin dalam siklus glasial terakhir. Letusan ini bias jadi menghasilkan periodesuhu dingin selama 1.000 tahun.

     Menurut teori penyusutan genetic, antara 50.000 dan 100.000 tahun yang lalu, populasi manusia berkurang menjai kurang lebih 15.000 orang yang diakibatkan perubahan lingkingan besar, termasuk musim dingin vulkanik. Persebaran geografis populais manuasia saat letusan terjadi tidak diketahui secara pasti. Manusia yang selamat mungkin tinggal di Afrika dan bermigrasi ke wilayah lain di dunia. Analiss DNA mitokondria memperkirakan bahwa migrasi besar dari Afrika terjadi 60.000-70.000 tahun yang lalu.

 

Referensi

Ambrose, Stanley H. (1998). "Late Pleistocene human population bottlenecks, volcanic winter, and differentiation of modern humans". Journal of Human Evolution 34 (6): 623–651. doi:10.1006/jhev.1998.0219. PMID 9650103. 

 

           

Senin, 08 Mei 2023

RUBRIK GEOSCIENCE

 Eksplorasi dan Produksi Migas


Kegiatan ekplorasi MIGAS terdiri dari beberapa tahap meliputi :

1. Studi geologi

      Studi geologi dilakukan untuk memahami struktur susunan batu dibagian bawah, dari hasil studi ini dapat diketahui lebih lanjut dengan menggunakan studi geofisika.

2. Studi Geofisika

      Studi geofisika bertujuan untuk mengetahui sifat fisik batuan mulai dari permukaan hingga kedalaman beberapa kilometer dibawahnya. Proses ini berlangsung selama enam bulan hingga satu setengah tahun tergantung dari luasan area dan yang dituju.

3. Survei Seismik

      Merupakan metode yang paling banyak dilakukan untuk mengetahui sifat fisik batuan. Melalui kegiatan seismik keadaan dibawah tanah dapat direkonstruksi menjadi gambar 2D maupun 3D. Kegiatannya berlangsung dari satu hingga empat tahun tergantung dari lokasi dan tipe reservoir. Berdasarkan hasil intepretasi gambar jika ditemukan lapisan yang berpotensi menyimpan cadangan migas, maka selanjutnya kegiatan pengeboran ekplorasi. Data seismik yang akurat belum menjamin terdapatnya cadangan migas, data tersebut harus dibuktikan dengan pengeboran semakin dalam lapisan di bor maka semakin besar biaya yang dikeluarkan. Pengeboran merupakan bagian terpenting dalam ekplorasi atau produksi. Lama waktu pengeboran satu sumur satu hingga empat bulan.

4. Pengeboran Eksplorasi

      Kegiatan eksplorasi mengandung risiko dan ketidakpastian yang sangat tinggi, oleh sebab itu idbutuhkan modal yang sangat besar, tekonologi yang canggih dan sumber daya manusia yang berpengalaman . Risiko terburuk dari kegiatan eksplorasi adalah dry hole atau tidak ditemukannya cadangan migas. Tetapi keduanya tidak dapat ditemukan tanpa melalui kegiatan ekplorasi. Jika kegiatan ekplorasi berhasil kegiatan dapat dilanjutkan degan tahap pengembangan atau produksi. Kegiatan ini mencakup kegiatan sumur, pengembangan serta pembangunan fasilitas produksi. Kegiatan produksi mengangkat minyak dan gas bumi ke permukaan. Aliran migas akan masuk ke dalam sumur lalu dinaikan ke permukaan melalui tubing. Minyak dan gas bumi kemudia dialirkan ke sumur lalu naik ke permukaan melalui pipa salur setalah itu dinaikkan kembali ke separator yang akan memisahkan keduanya dari material yang tidak dibutuhkan hingga akhirnya minyak dan gas bumi saling dipisahkan. Proses ini biasanya memakan waktu enam bulan hingga tiga tahun.

     Minyak dialirkan melalui tangki pengumpul sementara gas dialirkan melalui pipa kepada konsumen. Proses pengangkatan ini dapat memanfaatkan tekanan alami atau menggunakan metode pengangkatan buatan. Pada kontrak kerjasama yang dianut Indonesia semua biaya yang timbul dari kegiatan produksi maupun ekplorasi sepenuhnya ditanggung kontraktor dan nantinya akan dikembalikan saat lapangan sudah menghasilkan dalam bentuk hasil produksi minyak dan gas bumi. Kegiatan ekplorasi dan produksi migas memakan waktu dan proses yang lama kurang lebih sepuluh tahun. Minyak dan gas bumi yang saat ini kita nikmati merupakan hasil dari ekplorasi dan produksi selama puluhan tahun. Semua dilakukan untuk menjamin ketersediaan minyak dan gas bumi bagi masa depan.


Kunjungi link di bawah utuk penjelasan yang lebih detail:

https://youtu.be/n6D1wwWWz7M

RUBRIK GEOSCIENCE

  SALAR DE UYUMI             Apa sih salar de uyumi? Salar de Uyuni adalah dataran garam terbesar di dunia yang terletak di barat daya Bol...