Jumat, 16 April 2021

RUBRIK GEOSCIENCE

 

SEDEX, Pernah Dengar Gakk?

            Mendengar kata Sedex mungkin asing ditelinga kaum awam. Sedex atau sedimentary Exhalation merupakan salah satu dari bentuk endapan hidrotermal yang terbentuk akibat dari interaksi hidrotermal yang kaya akan logam (saline hydrothermal Fluid) dengan air reservoir yang biasanya terjadi dibawah laut. Endapan ini sering dijumpai berupa lapisan yang tersusun oleh perselingan zinc (zn) dan lead (Pb) pada cekungan sedimen di dalam sistem urat submarine. Umumnya endapan ini tidak berhubungan dengan proses vulkanisme secara langsung, ini yang menjadikan perbedaan dengan endapan tipe VMS (volcanegenic massive sulfide).

            Mineral ekonomis utama yang dapat dijumpai pada endapan ini yaitu sfalerit dan galena. Cadangan raksasa SedEx di dunia dikrtahui berumur Paleo sampai Mesoprotezoik contohnya yang terkenal adalah HYC di McArthur River dan Mount Isa dan Broken Hill di Australia. Pada umumnya SedEx terbentuk sekitar 1 sampai dengan 1.6 Ga.

            Sumatra sendiri juga berkontribusi dalam pembentukan jenis endapan ini.  Terdapat tiga jenis endapan  logam dasar yang dapat dijumpai sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, Sumatera, seperti cebakan skarn, eksalasi sedimen and hidrotermal.
Jenis skarn terdapat di Lokop, Latong dan Tuboh, sedangkan Dairi dan Tanjung Balit masing-masing termasuk ke dalam sedimentary exhalation dan hidrotermal.

                                                                                       

Figure 1. Distribution of selected base metal deposits in Sumatera

1. Lokop; 2. Dairi; 3. Latong; 4. Tanjung Balit; 5. Tuboh

            Cebakan Dairi termasuk jenis eksalasi sedimen (sedex). Mineralisasinya terdapat dalam runtunan batuan sedimen dari Formasi Kluet. Ada 2 jenis mineralisasi yang dapat dibedakan, yaitu Julu dan Jehe. Mineralisasi Julu yang digolongkan ke dalam sedimentary exhalation berbentuk singenetik dengan serpih karbonan. Mineralogi bijih terdiri dari galena, sfalerit dan pirit. Mineralisasi berupa lapisan dengan ketebalan mencapai hingga 8 m. Cebakan Julu terbentuk pada temperatur berkisar dari 236-375°C dengan kegaraman berkisar dari 9,3-23% berat NaCl. Sebaliknya, mineralisasi Jehe termasuk jenis Missisippi Valley-Type dan terdapat dalam dolomit dari anggota Jehe.

            Cebakan Dairi ini memiliki sejarah yang panjang, dimulai dengan pertambangan yang dilakukan pada masa kolonial belanda  seperti di daerah Bululaga, dimana dulunya menggunakan alat-alat yang seadanya dan terbatas, berbeda dengan zaman sekarang, banyak perusahaan ingin mengambil bagian menjadi penambang dari jenis deposit ini menggunakan teknologi yang modern.

 

                                                                                                                                                                                                        

 

Sumber:

Z. Abidin, Hamdan dan Harry Utoyo. 2014. Mineralization of The Selected Base Metal Deposits In The Barisan Range, Sumatra, Indonesia (Case Study At Lokop, Dairi, Latong, Tanjung Balit And Tuboh). Indonesian Mining Journal Vol. 17, No. 3, 122 – 133.

https://www.gajahtobanews.com/gaya-hidup/teknologi/sedex-sebagai-kekayaan-alam-mineral-logam-yang-tersembunyi-di-perut-dairi-dan-sekitarnya

Adi, Maulana. 2017. “Endapan Mineral”. Yogyakarta. Penerbit Ombak.

RUBRIK GEOSCIENCE

  SALAR DE UYUMI             Apa sih salar de uyumi? Salar de Uyuni adalah dataran garam terbesar di dunia yang terletak di barat daya Bol...